Selasa, 05 Agustus 2008

kepercayan

 Salam dalam kasih Kristus,

Dalam sebuah iklan produk kosmetik, diceritakan tentang seorang
gadis yang tiba-tiba menjadi tidak percaya diri karena bau tidak
sedap yang muncul dari badannya. Iklan itu memberi solusi bahwa bau
badan itu bisa diatasi dengan menggunakan penyegar tubuh yang
ditawarkan. Selanjutnya dalam iklan itu ditampilkan gadis tersebut
menjadi percaya diri setelah menggunakan produk yang ditawarkan
dalam iklan tersebut.

Tontonan itu seolah ingin menyampaikan pesan bahwa sangatlah mudah
mendapatkan kepercayaan diri. Benarkah begitu? Kenyataannya, banyak
orang yang harus menghadapi kesulitan bahkan dapat mengakhiri
hidupnya karena masalah percaya diri yang kurang. Apakah anak-anak
Tuhan juga dapat terbelenggu oleh masalah percaya diri ini?
Bagaimana kita mendapatkan kepercayaan diri yang sejati, yang tidak
tergantung kepada penilaian orang lain terhadap diri kita? Silakan
simak sajian-sajian dalam edisi e-Konsel kali ini. Kita dapat
melihat bahwa seharusnya di dalam Kristus, tidak ada istilah "tidak
PD". Dengan PD (percaya Dia), kita dapat mengatasi masalah kurangnya
PD (percaya diri) dalam hidup kita. Selamat menyimak.

Pimpinan Redaksi e-Konsel,
Christiana Ratri Yuliani

CAKRAWALA ____________________________________________________________

PERCAYA DIRI DI DALAM TUHAN?

Kepercayaan diri adalah hal yang sangat indah, yang menguatkan kita
untuk menghadapi hidup dengan keberanian, keterbukaan, dan
kejujuran. Orang Kristen dengan kepercayaan diri yakin bahwa mereka
dicintai, berharga, dan aman dalam rencana Tuhan bagi hidup mereka.
Saat kita merasa aman, kita akan lebih mudah melangkah keluar dan
mencoba hal-hal baru, walaupun mungkin kita membuat beberapa
kesalahan di sepanjang perjalanan. Kepercayaan diri memampukan kita
untuk bergerak maju sambil mengharapkan kesuksesan dibanding sambil
mengkhawatirkan kegagalan. Hal ini sangat penting dalam memenuhi
rencana Tuhan bagi hidup kita.

Saya yakin bahwa salah satu dari hal-hal utama yang menghalangi kita
tidak bisa berjalan dengan kepercayaan diri seperti yang Tuhan
inginkan adalah karena keraguan terhadap diri sendiri.
Ketidakmampuan kita untuk percaya pada diri sendiri mengikat kita
dan menutup kemungkinan kita untuk menjadi sukses. Meragukan diri
sendiri dan percaya diri tidak berjalan bersamaan, mereka saling
melawan satu sama lain. Karena itu, kita harus mengidentifikasi akar
dari keraguan terhadap diri sendiri ini dan mengerti bagaimana
mengembangkan kepercayaan diri kita di dalam Kristus.

Keraguan Terhadap Diri Sendiri Berakar dari Ketakutan

Keraguan terhadap diri sendiri adalah jenis ketakutan yang menyiksa,
yang menyebabkan kita takut untuk membuat kesalahan atau membuat
keputusan yang salah. Bagi kebanyakan orang, hal ini berakar dari
fakta bahwa mereka memunyai perasaan yang salah tentang siapa diri
mereka sebenarnya. Perasaan yang berakar dalam ini sering kali
menahan kita untuk menerima diri kita sendiri dan kepercayaan diri
yang kita butuhkan untuk membuat berbagai keputusan. Hasilnya? Kita
hanya hidup dalam kebingungan dan kebimbangan karena kita begitu
takut untuk berbuat salah.

Orang yang ragu terhadap dirinya sendiri sama dengan orang yang
bimbang dan mendua hati. Dalam Yakobus 1:5-8, dinyatakan bahwa Tuhan
tidak dapat menjawab doa dari seseorang yang mendua hati karena dia
tidak stabil dalam segala jalannya. Keraguan terhadap diri sendiri
dapat menyebabkan kita kembali ke belakang dan bersembunyi daripada
bergerak maju ke arah yang Tuhan tunjukkan bagi kita. Kembali ke
belakang merupakan tindakan dan respons terhadap rasa takut. Tuhan
akan memberikan respons ketika kita bertindak dalam iman, bukan
dalam ketakutan.

Sementara musuh menggunakan rasa takut untuk mencobai dan
menghalangi kemajuan kita serta mencuri tujuan dan fokus kita, Tuhan
bekerja melalui iman untuk memenuhi panggilan-Nya atas hidup kita.
Dalam 2 Timotius 1:7 dikatakan, "Sebab Allah memberikan kepada kita
bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan,
kasih dan ketertiban." Langkah pertama untuk berjalan dalam
kepercayaan diri adalah memerbaharui pikiran kita dengan tidak
mengizinkan ketakutan memimpin hidup kita. Ketika kita menetapkan
langkah untuk berjalan dalam Roh-Nya (kekuatan, kasih, dan
ketertiban), maka kita akan mulai hidup dalam kepercayaan diri yang
tak tergoncangkan, yang hanya bisa kita temukan di dalam Dia.

Kepercayaan Diri Berakar dari Iman

Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa kepercayaan diri kita harus
berada di dalam Kristus sendiri, bukan dalam diri kita, bukan dalam
diri orang lain, dan bukan di dalam dunia atau sistemnya.
Kepercayaan diri kita harus berakar dalam keyakinan akan cinta-Nya
yang tanpa syarat kepada kita. Tanpa kepercayaan diri yang datang
dari pengetahuan kita akan seberapa besar cinta-Nya, kita tidak akan
pernah dapat menikmati hidup kita ataupun hubungan dengan-Nya.

Keraguan adalah rasa takut untuk membuat kesalahan dan memunyai
pikiran-pikiran negatif tentang hal-hal yang terjadi pada kita.
Sementara kepercayaan diri adalah memunyai iman di dalam cinta-Nya
untuk kita. Iman mengharapkan terjadinya hal-hal baik serta
memampukan kita untuk menghadapi kesalahan-kesalahan yang kita
perbuat dan untuk merasa aman, hidup tanpa kekuatiran atau
ketakutan. Keyakinan bahwa kita dapat mencapai sukses dengan
perkenan-Nya, membantu kita menghadapi dan menangani setiap
tantangan yang kita jumpai dalam hidup kita.

Seiring dengan meningkatnya pengertian kita akan kasih dan
perkenan Tuhan, level kepercayaan diri kita juga akan meningkat.
Sebagai hasilnya, kita akan menjadi lebih nyaman dengan siapa diri
kita yang sebenarnya dan mampu menjalani kehidupan dengan keyakinan
bahwa kita dapat menangani apapun yang ada di depan kita. 1 Yohanes
4:18 mengatakan, "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang
sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman
dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih." Saat Anda
dan saya memilih untuk tetap memandang-Nya, cinta-Nya pada kita akan
menghilangkan rasa takut dan ragu terhadap diri sendiri, memampukan
kita untuk menunggu dengan harapan, dengan keyakinan bahwa Dia
memunyai rencana akan hal-hal yang baik untuk kehidupan kita.

Menjadi Percaya Diri di dalam Kristus

Kita hanya bisa percaya diri selama kita percaya dan mengandalkan
kekuatan Kristus yang hidup dalam kita. Filipi 4:13 menyatakan,
"Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku." Kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa kita dapat
melakukan segala sesuatu yang Tuhan minta kita untuk lakukan karena
kasih karunia-Nya. Melalui kekuatan-Nya, kita dapat mengalahkan
keraguan terhadap diri sendiri dan pikiran yang negatif.

Bertahun-tahun yang lalu, saya memunyai masalah yang serius dengan
kekurangan rasa percaya diri karena saya tumbuh dalam keluarga yang
hancur. Ayah saya adalah seorang pecandu alkohol dengan temperamen
yang tinggi. Dia telah menyakiti saya secara mental, fisik,
emosional, dan seksual. Saat saya berusia delapan belas tahun, saya
telah mengalami banyak kesakitan dan kekecewaan. Tidak ada sesuatu
yang saya inginkan yang terjadi dalam hidup saya sehingga saya
bertumbuh dengan mengharapkan terjadinya hal-hal buruk. Saya pikir
dengan mengharapkan hal-hal yang buruk, saya tidak akan merasa
kecewa jika hal itu terjadi. Saya mengira dengan meninggalkan rumah,
masalah akan selesai. Ketika berusia delapan belas tahun, saya pun
pergi dari rumah. Saya tidak menyadari bahwa sebenarnya masalah itu
tetap saya bawa dalam pikiran saya. Pikiran, keinginan, dan emosi
saya telah rusak dan terluka.

Saya adalah seorang yang patah hati dan penuh keraguan terhadap diri
sendiri, dengan karakter yang sangat negatif. Meski saya percaya
kepada Tuhan dan memohon pertolongan-Nya, saya tidak tahu apa-apa
tentang iman. Saya tidak mengerti bagaimana berdoa dengan iman
seperti yang tertulis dalam Alkitab. Saya harus belajar banyak untuk
memercayai Tuhan dan mendapatkan kepercayaan diri di dalam Kristus.
Saya sangat bersyukur Tuhan telah mengubah saya dalam tahun-tahun
selanjutnya, memulihkan saya, dan memberikan kehidupan yang layak
kepada saya. Dia telah membebaskan saya dari ketakutan, sikap
negatif, dan keraguan terhadap diri sendiri. Dia telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menolong orang lain yang juga bergumul
dengan masalah yang sama. Saya telah belajar bahwa saya bisa berkata
"TIDAK" kepada ketakutan dan keraguan terhadap diri sendiri, begitu
juga dengan Anda. Pilihan ada di tangan Anda. Ketika ketakutan
mengetuk pintu, Anda bisa menjawabnya dengan iman. Ketika keraguan
terhadap diri sendiri mengetuk pintu, Anda bisa menjawabnya dengan
kepercayaan diri!

Kekuatan dari Keputusan

Tuhan menciptakan kita dengan kehendak bebas. Sebagai orang percaya,
kita dapat mengalahkan semua hal negatif yang iblis rencanakan bagi
kita dengan melatih kekuatan kita untuk sepakat dengan Tuhan dan
janji-janji-Nya. Seberapa besar pun keraguan yang kita rasakan, kita
dapat memutuskan untuk tetap maju dalam iman, percaya diri dalam
Tuhan dan firman-Nya. Dalam Yosua 24:15, kita melihat Yosua memilih
untuk melayani Tuhan. Dia tidak mendasarkan keputusannya atas apa
yang dilakukan orang lain atau perasaannya. Dia mendasarkan
kepercayaan dirinya kepada janji-janji Tuhan.

Jika kita percaya bahwa Tuhan di dalam kita, memimpin dan membimbing
kita karena kita meminta-Nya, seharusnya kita memunyai kepercayaan
diri bahwa Dia-lah yang mengarahkan hidup kita. Anda dan saya harus
memilih untuk percaya dalam janji-Nya, bukan pendapat orang lain
atau bahkan pikiran dan perasaan kita sendiri. Dengan kata lain,
kita tidak perlu merasa percaya diri karena kita bisa menjadi
percaya diri. Kita hanya perlu mempelajari firman-Nya sehingga kita
bisa sepakat dengan apa yang dikatakan-Nya dan melihat diri sendiri
sebagaimana Dia melihat kita.

Mungkin Anda memunyai hal-hal negatif yang tersimpan dalam pikiran
Anda seperti saya dulu. Tuhan bisa mengubah semuanya itu. Dalam
Yohanes 16:24, kita diperintahkan untuk meminta hal-hal yang telah
Tuhan janjikan kepada kita. Jika Anda dan saya merasa tidak layak,
kita tidak mungkin memintanya dengan iman atau dengan percaya diri
bahwa kita akan menerima apa yang kita minta. Mengapa? Karena
keraguan terhadap diri sendiri akan selalu menghalangi kita untuk
menerima yang terbaik dari Tuhan. Namun dengan memilih untuk sepakat
dengan firman-Nya dan memunyai kepercayaan diri di dalam Kristus,
kita dapat menerima anugerah Tuhan yang terbaik dalam hidup kita.
Jika Anda mau menikmati yang terbaik itu, mulailah membuat keputusan
untuk melawan ketakutan dan memercayai Dia. Dalam Mazmur 56:4, Daud
mengatakan, "Kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku
percaya, aku tidak takut ...." Ketika secara konsisten Anda memilih
untuk mengandalkan Tuhan, memercayai apa yang firman-Nya katakan
tentang Anda lebih daripada kata-kata orang lain atau perasaan Anda,
maka Anda akan menghabiskan semakin sedikit waktu untuk meragukan
diri sendiri.

Melihat Apa yang Tuhan Lihat

Tuhan berkata bahwa Anda dan saya berharga, diciptakan dalam rahim
ibu kita dengan tangan-Nya sendiri. Kita memiliki tujuan di dunia
ini. Tuhan berkata bahwa Dia memanggil kita dengan nama kita dan
kita adalah kepunyaan-Nya. Ambil waktu sejenak dan lihatlah ke dalam
hati, apa yang Anda lihat di sana? Apakah anda dipenuhi dengan
keraguan ataukah kepercayaan diri yang datang dari pengenalan yang
dalam akan Tuhan dan kasih-Nya yang tak bersyarat bagi Anda? Jika
jawaban Anda tidak sejalan dengan firman-Nya, saya mau mendorong
Anda untuk mulai memerbaharui pikiran tentang bagaimana Tuhan
memandang Anda. Jangan biarkan perasaan memimpin kehidupan Anda
lagi. Ambil langkah iman dan mulailah memercayai Tuhan hari ini.
Pilihlah untuk sepakat dengan-Nya dan percaya bahwa Anda sangat
berharga. Dia memunyai rancangan masa depan yang hebat untuk Anda,
dan itu dimulai dari sekarang!

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: IndoForum
Diposting oleh: Shelinda
Alamat URL: http://www.indoforum.org/showthread.php?t=9457

TELAGA _______________________________________________________________

KEPERCAYAAN DIRI

Ada dua aspek besar di dalam kepercayaan diri.
1. Aspek diri itu sendiri.
Yang dimaksud diri bukan hanya tubuh jasmani, namun yang lebih
penting lagi adalah substansi dari diri kita. Yaitu siapa kita
menurut pandangan kita dan juga yang terpenting adalah memunyai
suatu kekuatan dari dalam diri kita sehingga saat kita mengarungi
hidup, kita tidak merasa sebagai orang yang tersesat,
terkatung-katung tanpa arah, sebab kita memunyai substansi atau
suatu isi dari dalam diri kita.

2. Aspek memercayai diri.
Jadi memercayai pertimbangan kita, memercayai kemampuan,
kebiasaan yang bersumber dari satu hal, yaitu kita mesti memiliki
penilaian tentang diri yang lumayan positif.

Diri sebenarnya berasal dari bahan yang kita serap dari lingkungan
kita dan terutama adalah dari keluarga kita. Jadi yang dimaksud
dengan bahan adalah interaksi, pergaulan antara kita dengan orang
tua kita. Yang dimaksud interaksi atau pergaulan adalah hidup
bersama-sama dengan orang tua, melihat perilaku mereka, dididik oleh
mereka, dinasihati oleh mereka, mengisi diri kita sehingga diri kita
itu tidak kosong. Misalkan anak sudah berjanji kepada orang tua akan
ada di rumah pada pukul 09.00 malam, ternyata dia pulang pukul 11.00
malam, orang tua pun menjadi marah. Ketika marah, orang tua
mengatakan, "Engkau harus belajar menepati janjimu, sebab orang
hanya akan percaya kepada engkau kalau engkau bertanggung jawab
dengan janjimu." Perkataan tersebut adalah bahan yang akhirnya
membentuk diri si anak. Tiba-tiba si anak disadarkan akan satu hal
yang mungkin dulu disepelekan olehnya, bahwa perkataannya atau
janjinya itu adalah sesuatu yang akan dipegang oleh orang dan
menjadi bahan penilaian orang terhadap dirinya.

Bahan di sini bisa positif maupun negatif. Bahan yang positif dapat
menambah kekuatannya, bahan yang negatif justru akan menghancurkan
dirinya. Jadi di sini ada dua aspek.

Pertama adalah kekurangan bahan yang positif. Misalnya orang tua
jarang bergaul dengan anak, dua-duanya sibuk, pulang malam, jarang
mengungkapkan cinta, mengobrol, berdiskusi dengan anak. Hal ini
menjadikan defisit, kekurangan dalam diri anak.

Kedua, banyak dampak negatif yang akan timbul bila anak kerap
dikritik, dituntut secara berlebihan, dimarahi semau-maunya, dan
sebagainya. Hal tersebut adalah interaksi atau bahan-bahan negatif
yang diserap oleh si anak sehingga si anak akhirnya memiliki diri
yang penuh dengan perasaan-perasaan negatif.

Aspek memercayai diri bersumber dari satu hal, yaitu kita mesti
memiliki penilaian tentang diri yang lumayan positif, apakah kita
bisa memercayai keputusan yang diambil oleh diri kita ini. Ada
orang yang senantiasa ragu-ragu mengambil keputusan. Kerapuhan
penilaian diri sangat tampak pada keputusan yang telah diambil,
yaitu sering kali keputusan itu diambil bukan berdasarkan pada apa
yang kita pikir, apa yang telah kita timbang dengan baik-baik, namun
kita sangat dipengaruhi oleh faktor akibat. Kepercayaan diri yang
lemah sering kali muncul atau terlihat dalam kasus seperti ini, jadi
terlalu memikirkan pandangan orang, penilaian orang nanti akibatnya
bagaimana, nanti orang lihat saya bagaimana, sehingga akhirnya
keinginan diri, ide dari diri sendiri tertindih dan tidak muncul.

Yang perlu dilakukan untuk mengatasi/membangun kepercayaan diri
adalah seperti berikut.

1. Tahu siapa diri kita di hadapan Tuhan.
a. Bereskan dulu relasi kita dengan Tuhan. Firman Tuhan
menyatakan bahwa kita ini adalah anak Tuhan, dilihat Tuhan
secara khusus dan spesial. Dengan kata lain, kita mesti
melihat bahwa kita diciptakan Tuhan bukan karena kebetulan.
Memang kita muncul dari orang tua, namun kehadiran kita di
dunia ini ditetapkan oleh Tuhan. Dia menghendaki kita ada. Itu
berarti Tuhan memunyai rencana dengan kehadiran kita ini dan
sebaiknya hidup sesuai dengan rencana Tuhan.

b. Mulai mengisi diri kita dengan pergaulan yang positif, kita
mencari teman yang positif yang membangun, kita mencari
lingkungan yang positif dan membangun relasi dengan baik.

2. Memercayai diri.
Di sini kita memang perlu pengalaman sukses, pengalaman
keberhasilan, dan juga perlu tanggapan dari orang lain bahwa kita
berhasil. Nah, dari kedua hal inilah kita akhirnya perlahan-lahan
mulai membangun kepercayaan diri.

Sajian di atas kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. T014B
yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan.
Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat
e-mail, silakan kirim surat ke: <>
atau <>. Atau kunjungi situs TELAGA di:
==> http://www.telaga.org/ringkasan.php?kepercayaan_diri.htm

BIMBINGAN ALKITABIAH _________________________________________________

KEMULIAAN KRISTUS: KEPERCAYAAN DIRI ORANG KRISTEN

Apakah percaya diri itu? Bagaimana bentuk percaya diri itu dalam
diri manusia?

Bagaimana pemahaman akan kasih Allah memengaruhi kepercayaan diri
kita?

Percaya diri adalah apa yang Anda rasakan mengenai diri Anda
sendiri. Bila Anda merasa sangat menyukai diri Anda dan merasa bahwa
Anda adalah orang yang baik, maka harga diri Anda tinggi. Bila Anda
sangat tidak menyukai diri Anda, berarti harga diri Anda rendah.

1. Bagi orang Kristen, arti percaya diri adalah siapakah kita di
dalam Kristus.

Karena kepercayaan diri sebagai orang Kristen adalah seperti apa
kita dalam Kristus. Roh Kudus adalah kemuliaan Kristus yang ada
dalam diri kita (Kis. 2:38; 2 Kor. 1:21-22).

Siapakah Roh Kudus itu? Allah hidup di dalam diri kita. Allah
menyadarkan kita pada hal-hal yang baik. Suatu kekuatan istimewa
yang hanya dapat kita gunakan untuk melakukan hal-hal baik yang
berasal langsung dari Allah. Beberapa karakteristik Roh Kudus
adalah pengertian, hikmat, pengetahuan, akal sehat,
ketergantungan pada Tuhan, kasih, sukacita, kedamaian, kesabaran,
kebaikan hati, kebajikan, kesetiaan, kelembutan, dan pengendalian
diri. Beberapa hal yang Ia kerjakan adalah menjelaskan,
menghukum, mengajar, membimbing, memberi jaminan, menjadi
penengah, mengarahkan, dan mengingatkan.

2. Belajar menerima diri apa adanya.

Seperti orang lain, Anda juga memiliki hal-hal yang Anda sukai
dan tidak Anda sukai dalam diri Anda. Tidak ada satu manusia pun
yang sempurna. Anda memiliki rasa percaya diri yang lebih baik
dari yang Anda rasakan. Tidak ada rumput yang lebih hijau dalam
hidup orang lain (Flp. 4:11).

3. Terapkan gaya hidup yang sehat.

Olahraga, istirahat, belajar firman Tuhan, berdoa, bekerja,
bermain, belajar hal-hal baru, berpikir positif, dan memunyai
pola makan yang benar. Jangan berlebihan dalam satu hal (1 Kor.
6:19-20; Flp. 1:6; Flp. 4:8; Flp. 4:5).

4. Hiduplah apa adanya.

Hiduplah sesuai dengan kenyataan dan tetaplah demikian. Jangan
menjadi orang yang munafik. Bukalah pikiran Anda. Bila ada hal
yang salah menurut firman Tuhan, maka hal itu tetaplah salah dan
jangan lakukan hal itu. Jangan karena dunia mengatakan bahwa
menghisap mariyuana itu sah-sah saja, maka itu berarti boleh
dilakukan. Menghisap mariyuana bertentangan dengan firman Tuhan
dan lebih berbahaya bagi tubuh kita dibandingkan dengan menghisap
rokok. Merokok itu berbahaya. Saat kita melakukan
perbuatan-perbuatan yang munafik, maka Anda merendahkan diri
sendiri. Berhentilah melakukannya dan hiduplah apa adanya (Rm.
12:2).

5. Percayalah pada diri Anda dan apa saja yang Tuhan dapat kerjakan
melalui diri Anda.

Saya selalu berdoa dan membiarkan Roh Kudus memberi bimbingan
selama konseling dan pada kehidupan sehari-hari. Dengan berdoa
dan membiarkan Roh Kudus bekerja, maka saya bisa bekerja dengan
efektif. Kenalilah perasaan negatif dan hadapilah setiap hari,
jangan mengabaikan dan menghalangi perasaan Anda (Flp. 4:13; 2
Kor. 10:5).

6. Komunikasikan.

Bicarakan dengan orang lain tentang apa yang Anda rasakan dan
tanyakan apakah orang lain juga pernah merasakannya. Anda mungkin
menemukan bahwa Anda bukanlah satu-satunya orang yang merasakan
sesuatu atau yang telah melakukan dosa tertentu. Saat Anda
membicarakan hal ini kepada orang lain, berarti Anda membangun
hubungan yang lebih baik, mengurangi konflik, dan belajar tentang
orang lain. Perhatikan juga bahasa tubuh Anda saat berkomunikasi
dengan orang lain. Bahasa tubuh Anda mengatakan sesuatu, apakah
Anda benar-benar ingin membicarakan rasa percaya diri Anda? (Yak.
5:16).

7. Buatlah pilihan-pilihan yang baik.

Bertindaklah dengan tenang dan rasional dalam segala situasi.
Cobalah untuk tenang. Kadang-kadang Anda perlu merenungkan sebuah
pemikiran sebelum Anda melakukannya. Saat Anda menghadapi
pilihan-pilihan, maka harga diri Anda sedang diuji. Akankah Anda
menyesal dan sedih atas keputusan Anda untuk masa yang akan
datang? Atau akankah Anda bercermin dan mengatakan "selesai" atau
"kerja yang bagus"? (1 Tim. 5:22; Ams. 19:2; Pkh. 5:2).

Langkah-langkah untuk membuat pilihan yang baik.
- Pahamilah pilihan yang Anda buat. Tanyakan pada orang lain
tentang pilihan itu. Mintalah nasihat mereka. Doakan dan minta
damai sejahtera Allah menolong Anda mengambil keputusan yang
tepat.
- Galilah ide-ide untuk membuat pilihan.
- Ujilah ide-ide yang Anda gali itu untuk situasi terburuk dan
terbaik.
- Buatlah jalan keluar.
- Lakukan pilihan Anda.

8. Percayalah penuh dan bertanggung jawab.

Saat Anda memiliki tanggung jawab, maka orang-orang akan datang
kepada Anda dan memberi Anda kepercayaan untuk melakukan apa yang
akan Anda lakukan (Gal. 5:22-23; Rm. 15:13).

9. Tetap kerjakan hal-hal yang Anda sukai.

Milikilah kegiatan favorit atau hobi. Belajarlah untuk menghibur
diri sendiri. Jangan mengharapkan orang lain menghibur diri Anda.
Buatlah gaya Anda sendiri dan berbahagialah dengan gaya itu.
Pepatah sekuler mengatakan, "Pikiran yang kosong adalah ladang
kerja Iblis."

10. Jangan memandang diri Anda lebih tinggi dari yang sebenarnya.

Hal ini kadang-kadang bisa meningkatkan harga diri Anda hingga
akhirnya orang lain mulai menjauhi Anda karena kita semua tahu
bahwa sebagian besar orang tidak suka pada orang yang sombong
(Rm. 12:3; 1 Tim. 3:6).

Dengan memeriksa ulang langkah-langkah dan ayat-ayat di atas,
kiranya bisa meningkatkan iman Anda kepada Kristus. (t/Ratri)

Tidak ada komentar: